Sebuah diorama jejak harap karya anak merdeka. Kembali lagi bersama komunitas hebat yang telah melahirkan setitik cahaya untuk sebuah cita - cita sederhana, komunitas yang telah memberi harapan baru kepada ratusan anak Indonesia yang masa depannya hampir terancam. Mereka "Save Street Child", tepat hari sabtu kemarin (07/06) mereka merayakan ulang tahun yang ke-3 dengan tema "with care to share" sebuah pertunjukkan pentas seni yang digelar oleh pihak SSC yang diisi dengan penampilan anak - anak asuh mereka yang notebene adalah anak - anak jalanan di berbagai wilayah di Surabaya.
Inilah kemeriahan acara ulang tahun Save Street Child yang ke-3
Acara yang diselenggarakan di Balai Pemuda saat itu berhasil saya hadiri bersama sahabat saya lyntar yang telah memperkenalkan saya dengan komunitas ini dan juga teman - teman mapanza yang dulu kita juga pernah memberikan penyuluhan kepada anak asuh mereka. Alangkah bahagianya saya bisa bertemu dengan anak - anak yang dulu saya temui saat acara penyuluhan anak jalanan bersama MAPANZA dan acara Jumat Sehat milik komunitas ini yang pernah saya ikuti sebelumnya, mereka Tasya dan Sekar yang pernah saya ceritakan dalam postingan saya sebelumnya. Meskipun tak bisa bertegur sapa walau hanya sekedar say hello saya tetap bahagia bisa melihat anak - anak bangsa ini mempersembahkan sebuah penampilan yang keren bagi anak - anak dengan segala kekurangan seperti mereka. Tak lupa saat itu kami juga bertemu dengan kak Andy koordinator acara Jumat Sehat yang saya ikuti waktu itu.
Dari kanan : Carla, Saya sendiri, Kak Andy dan Lyntar
Dalam pentas seni ini ada yang membuat saya terkesan, sebuah komunitas pengamen jalanan yang bernama "lombok cilik" mengutarakan rasa terimakasihnya pada SSC ini. Mereka mengatakan bahwa mereka biasanya menyanyi diatas bus tapi karena SSC ini mereka bisa tampil diatas panggung yang bisa dibilang cukup megah. Namun sayang ada sebuah pernyataan yang membuat hati saya miris. Menurut pengakuan salah satu pengamen itu ia berusia 19th, dia hanya tamat SMP dan tak mau melanjutkan sekolah dengan alasan yang begitu klasik "malas".
Selain pentas seni diatas panggung ada juga pentas lukisan yang dilukis oleh komunitas ini sendiri saat acara ini berlangsung. Ada juga pendaftaran pengajar baru untuk mengajar bersama komunitas Save Street Child ini dengan pilihan berbagai tempat dan waktu. Semoga tidak ada halangan untuk saya bisa bergabung dalam upaya turut mencerdaskan kehidupan bangsa ini.
Mereka melukis saat hingar bingar panggung sedang berlangsung
Lepas dari segala ketertarikan dan ketakjuban saya dengan SSC ini, ada lagi pernyataan salah satu pengurus SSC ini yang membuat saya turut menyayangkan seperti beliau. Saat itu beliau mengatakan bahwa mereka mendapat dukungan dari banyak pihak untuk acara ini namun yang paling diharapkan dari PEMKOT sendiri tidak ada respon padahal mereka berharap salah satu perwakilan dari pejabat Kota Surabaya bisa menempati kursi undangan yang telah disediakan dan memberikan sedikit tepukan tangan untuk penampilan anak - anak merdeka ini.
Semoga saya bisa berkontribusi pada acara - acara mereka selanjutnya dan saya doakan komunitas ini semakin besar semakin banyak relawan yang bergabung dan semakin banyak senyuman yang mereka ukir dari anak - anak kurang beruntung di wilayah Surabaya dan bisa meuas hingga di seluruh Indonesia :)
Narsisnya kami :
Dari kanan : Lyntar, Aam, Saya, Anang, Adan, Carla dan Anis
Dari kanan : Anang, Carla, Anis, Lyntar dan Saya
Dari kanan : Carla, Saya, Anis dan Lyntar
Ada 3 orang lagi yang tidak sempat terdokumentasikan, ada Aul, Alfian dan Derry :))))





