Easter Dress

Rabu, 30 Januari 2019

Tentang Perasaan Ibuk

      Kali ini aku yg tidak memahami benar-benar tidak memahami. Masih soal pendamping hidup. Beberapa hari lalu sempat kuceritakan tentang bagaimana ibuk tiba-tiba membahas soal pasangan bahkan perjodohan, hal yang sama sekali tak pernah kesangka sangka, ibuk sudah memulai membahas itu. 

      Ya, selama ini aku menganggap ibuk diam tak pernah bertanya soal pasangan karena sepanjang aku tahu ibu tidak akan berbicara serius jika waktunya belum tepat (anak-anaknya belum masuk usia pernikahan).

      Ku dengan santai menanggapi obrolan ibuk. Pikirku ah mungkin ini memang sudah waktunya untukku, usiaku sudah cukup dan kupikir baru kali ini ibuk memikirkannya, sebuah permulaan ibuk memikirkan soal percintaan anak gadisnya. 

     Ah ternyata aku salah, benar-benar salah. Ku anggap sepele perasaan ibuk yg kupikir baru memulai.  
      Minggu kemarin ibuk mengajakku kondangan ke nikahan anak temannya di jombang, sepulang dari sana sepanjang perjalanan aku memejamkan mata tapi tidak tidur !
       Saat itu ibuk sedang bertelponan dengan budhe. Kudengar lamat lamat ibuk menyebut namaku. Ternyata akulah topik pembicaraan itu. Aku semakin memperkuat telingaku untuk mendengarkannya dengan mata tetap tertutup agar ibuk tidak tau bahwa aku mendengarnya. 

      Awalnya ibuk membahas tentang seorang laki-laki yang ingin diperkenalkannya kepada anak gadis budhe dan itu adalah ideku beberapa hari lalu saat bercengkrama dengan ibuk. Sebenarnya pada saat itu ibuk ingin mengenalkanku dengan laki-laki itu dengan maksud ingin menjodohkan. Aku kaget dengan pernyataan ibuk. Tapi aku menolaknya dengan halus agar ibuk tidak tersinggung. Penolakan itu tentunya bukan tanpa alasan. Dari cerita ibuk bahwa laki-laki itu memang sudah sangat siap untuk menikah, agar orangnya tidak sakit hati lalu aku memberi ide kepada ibuk untuk memperkenalkannya dengan saudara sepupuku, anak gadis budhe yg usianya jauh lebih tua daripada aku. Tujuan lainnya adalah agar ibuk tidak lagi menjodohkannya denganku hehe. Kupikir ibuk hanya sekedar mendengar ideku, tp ternyata ibuk benar benar melakukannya. Ibuk memberitahu budhe soal ini.

     Dan terjadilah saling telpon itu minggu kemarin, dan aku mendengarnya. Setelah pembahasan itu rupanya ibuk dan budhe saling curhat tentang anak gadisnya yang sama-sama belum menikah. 
     Ibuk menceritakan apa yang selama ini ada di hati dan pikirannya dan yg selama ini tidak aku pahami. 
     Ibuk bercerita pada budhe tentang aku yg memang belum memiliki pasangan bahkan tidak pernah membawa laki-laki (re pacar) datang ke rumah atau tak terdengar aku dekat dengan seorang laki-laki.
      Kata ibuk saat itu, selama ini ibuk sebenarnya memikirkan tapi tak mampu menanyakan kepadaku (ah ibuk, saat itu juga dalam keadaan mata terpejam air mataku perlahan jatuh). Dalam hatiku, bodoh sekali aku tak memahami ini. Kekhawatiran ibuk tentang anak gadisnya. 

      Ternyata selama ini aku dan ibuk sama sama ingin menjaga perasaan satu sama lain tp dengan cara yg berbeda
Ibuk tidak mengerti bahwa aku belajar menjauhi yg namanya pacaran, sehingga aku hanya bisa menerima dia yg datang untuk niat serius dan itupun ketika aku memang sudah merasa siap menikah. Aku memiliki prinsip tidak akan membawa laki laki ke rumah untuk kuperkenalkan pada ibuk jika memang belum benar benar serius, semua itu aku maksudkan agar jika terjadi suatu hal yg membuatku bersedih ibuk tidak mengetahuinya, aku hanya ingin ibuk terima bahagianya saja. Namun hal itu justru membuat ibuk khawatir karena yg ibuk tau aku tidak pernah dekat dengan laki laki manapun. 

Ibuk... 
Suatu saat akan kuceritakan semua yg terjadi pada anak gadismu, laki laki mana yg pernah mencoba mendekat dengan anak gadismu. Akan kuceritakan semua tentang mereka yang datang dan pergi, tentang mereka yang benar benar serius dan hanya ingin main main saja dan segala keresahan dan kegelisahan yg anak gadismu rasakan. Serta bagaimana aku begitu selektif dan berhati hati saat menjatuhkan pilihan meskipun pada akhirnya tetap saja gagal. 
Akan kuceritakan semua pada ibuk tapi tidak sekarang, aku butuh waktu  tapi pasti akan kuceritakan saat ikhlas sudah tertanam didalam hati dan tidak ada lagi perasaan yang tertinggal. Memang ikhlas adalah perkara yang paling berat, mudah diucap tapi masih ada yg tersisa dihati. Semua ini bukan untuk membuat ibuk semakin gelisah tp untuk membuat ibuk tenang bahwa anakmu mampu menghadapi semua. 

      Soal siapa jodoh anak gadismu yg saat ini sedang kau risaukan, tenanglah buk, aku hanya perlu doamu sebagai perantara yg paling mustajab dihadapan Allah. 
     Dan terimakasih atas segala usahamu demi memberi yg terbaik untuk anak gadismu ini.