Barakallah
akhirnya saya kembali dengan janji saya, akhirnya dapat berjumpa dengan
farewell fkp mengajar dan yang menjadi penutup dari kegiatan depsos di akhir
tahun yaitu bakti sosial.
Setelah
berbulan – bulan mengabdikan diri untuk anak – anak negri asuhan dari rumah
pintar matahari di daerah jembatan merah, kini usai sudah serangkairan belajar
mengajar serta bermain dengan anak – anak yang begitu luar biasa ini. Lelah, emosi, canda dan tawa bersama mereka
takkan terlupakan dan akan menjadi pengalaman berharga untuk saya kedepan. Ketika
mereka jauh dari perhatian pemerintah, sungguh masih banyak yang peduli dengan
nasib mereka, salah satunya kami keluarga Departemen Sosial BEM Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga yang bergerak dalam bidang sosial dimana salah satu
program kerja kami adalah FKp Mengajar. Saya akui apa yang kami lakukan begitu
sederhana, memang tak mampu merubah seketika kondisi anak – anak disana, tak
mampu mewujudkan cita – cita mereka seketika, tak mampu merubah sifat buruk
mereka dalam sekejap. Namun, saya yakin sekecil apapun itu pasti ada yang
melekat dalam diri mereka. Begitupun sang pemilik kehidupan, Dia menghargai
sekecil apapun usaha yang dilakukan hamba-Nya. Satu hal yang saya yakini sejak
dulu, tiada jalan yang tertutup untuk sebuah kebaikan.
Kami
hanyalah salah satu komunitas yang peduli, saya yakin di luar sana masih banyak
komunitas – komunitas lain yang melakukan kegiatan seperti kami. Meski mereka
adalah anak – anak yang kurang beruntung dalam kehidupannya namun mereka juga
layak untuk bermimpi. Bercita – cita sesuai dengan hati nurani mereka,
membanggakan dan membahagiakan orang tua mereka. Mereka juga memiliki semangat
yang sama seperti anak – anak sesuai dengan usia mereka. Meskipun terkadang tak
dapat dipungkiri perilaku mereka tak seperti anak – anak yang beruntung
mendapat hidup serba berkecukupan. Kenakalan mereka mungkin dapat dianggap wajar
karena lingkungan yang membesarkan mereka memang begitu keras. Namun, itulah
tugas kita, tugas untuk mendidik mereka. Mereka membutuhkan orang – orang seperti
kita.
Meski
demikian, terkadang wajah teduh anak – anak itu seperti tak menampakkan segala
kesulitan hidup mereka. Mungkin saja mereka tak mengerti betapa kerasnya
kehidupan mereka dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya. Mereka menikmati
hari – harinya dengan tawa, dunia mereka adalah bermain. Hidup mereka adalah
bermain atau mungkin beberapa dari mereka ada yang merasa iri dengan anak –
anak lain yang lebih beruntung, namun mereka hanya diam dan terus melanjutkan
hidup mengikuti arus waktu yang menyeret mereka.
Mereka
adalah anak – anak hebat dan luar biasa, mereka hanya memerlukan pendidikan
yang layak, bukan hanya pendidikan formal matematika, IPA ataupun IPS namun
mereka juga perlu mendapat pendidikan moral agama dan psikologis yang jauh
lebih penting untuk kehidupan mereka kelak.
Berbulan
– bulan kami mengajar di tempat ini dengan berbagai pelajaran yang telah kami
berikan pada mereka. Di akhir kegiatan kami, agenda kami adalah bermain,
berbagi hadiah, berbincang tentang cita – cita dan yang paling penting evaluasi
dari kegiatan kami adalah pemilihan perawat cilik yang diberikan kepada anak
yang menurut kami paling baik ketika proses belajar mengajar.
Itulah
keseruan kami dalam penutupan FKp Mengajar tahun 2014 ini. Meski lelah dengan
pengabdian ini namun melihat anak – anak tertawa bahagia bersama kami cukup menjadi
penghilang penat saat mempersiapkan segala kegiatan ini.
Dari
FKp Mengajar lanjut ke kegiatan penutup kami yaitu Bakti Sosial. Kali ini kami
memilih lokasi di Kampung 1001 Malam. Sebuah kampung dibawah Tol Dupak – Perak.
Jika dilihat dari lokasinya memang layak kami melakukan Bakti Sosial di tempat
ini. Untuk sejarah dan kisah kampung ini mungkin bisa dilihat dalam berita
berikut ini. http://m.ayogitabisa.com/berita-gita/nasib-anak-anak-pemulung-dan-pengemis-di-kampung-1001-malam.html atau http://beritasurabaya.net/index_sub.php?category=2&id=8242
Meski
banyak rintangan untuk mencapai tempat ini, mulai dari perijinan yang begitu
sulit, tempat yang jauh serta akses yang sulit kami tetap bersemangat untuk
tetap memilih tempat ini sebagai lokasi Bakti Sosial kami. Tempat ini dapat
diakses melalui tiga jalur. Pertama, dengan naik perahu menyeberangi sungai
yang super duper kotor, airnya yang hitam, sampah dimana – mana dan bau yang
menyengat. Kedua, kami dapat melewati sebuah pasar dan berujung gang sempit menuju
kampung tersebut. Kedua jalur tersebut memaksa kami untuk melewati lorong tol
untuk sampai di tempat kami mengadakan acara. Kamipun harus merunduk ketika
melewati jalur ini, sudah pasti sulit untuk membawa barang – barang kami yang
begitu banyak. Akhirnya, kami menggunakan akses ketiga, berhenti di jalan tol
untuk menurunkan barang – barang dan rombongan kami yang tidak sedikit. Tapi
jangan dikira kami melanggar rambu – rambu untuk tidak berhenti di jalan tol. Kami
sudah bekerjasama dengan pihak jasamarga untuk menurunkan barang – barang di
jalan tol.
Segala
perjuangan itupun terbayarkan karena acara yang kami adakan berjalan lancar
sesuai dengan rencana. Tak ada suatu masalah yang berarti yang kami hadapi
disana. Warga kampung 1001 Malam begitu ramah menyambut kehadiran kami di
tengah – tengah mereka. Acara yang melibatkan setiap angkatan di fakultas kami
berjalan cukup meriah. Berikut rangkaian
acara kami.
Pertama,
pemeriksaan kesehatan bagi lansia serta penyuluhan mengenai hipertensi , acara
ini dipegang oleh angkatan 2012 dimana pemeriksaan kesehatan berupa cek Tekanan
Darah, Gula Darah dan Asam Urat serta konsultasi gratis dengan pemberi
konsultasi dari angkatan S2 Fakultas kami, begitupula dengan penyuluhan
Hipertensi dengan pemateri juga dari S2.
Kedua,
acara kami yaitu pemilihan balita sehat dan penyuluhan mengenai Infeksi Saluran
Pernapasan Atas (ISPA). Acara ini dipegang oleh angkatan saya sendiri yaitu
angkatan 2013 dengan pemberi materi dari S2. Acara ini berlangsung lancar
hingga terpilih 5 balita sehat dengan juri dari mahasiswa S2, ketua BEM
Fakultas Keperawatan dan perwakilan angkatan 2013 dengan berbagai kriteria
penilaian.
Ketiga,
yang tak kalah menarik yaitu penyuluhan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang
diberikan kepada anak – anak usia SD. Anak – anak terlihat begitu antusias
dengan kehadiran kami disana, mungkin karena mereka jarang mendapati hal
demikian. Acara PHBS ini dipegang oleh angkatan 2011 dengan pemberi materi dari
angkatan mereka sendiri karena dinilai sudah cukup menguasai materi tersebut
sebab mereka telah memasuki semester – semester akhir.
Menginjak
acara yang terakhir sekaligus menjadi acara penutup dari serngkaian acara Bakti
Ners di kampoeng Negri ini, yaitu pembagian sembako gratis. Sebelumnya kami
telah membagikan kupon sembako kepada warga dengan dibantu ibu Lamijan selaku
salah satu pengurus di Kampung ini. Acara berjalan dengan tertib sesuai dengan
harapan.
Sedikit
tambahan mengenai kampung ini. Meskipun tempatnya demikian, kampung ini telah
berhasil menghasilkan karya sulam yang berhasil di ekspor sampai ke luar Negri.
Menurut cerita dari Ibu Lamijan, dulu mereka dibina oleh istri rektor salah
satu perguruan tinggi swasta ternama di Surabaya. Dulu kampung ini memiliki
banyak kader namun perlahan semua berkurang dengan sendirinya karena
ketidaktelatenan warga. Menurut pengakuan Bu Lamijan, hanya tinggal beberapa
saja warga yang bertahan membuat sulam rajut ini, mereka memasarkan hasil kerajinannya
melalui internet yang telah diajarkan oleh Istri Rektor tersebut. Bu Lamijan
sempat menuturkan, beberapa waktu lalu dipanggil oleh Lurah Krembangan mengenai
karya dari warga kampung 1001 Malam (Kampung Tegal) tersebut. Menurut ceritanya,
Lurah Krembangan tersebut baru tahu jika ada karya dari warganya yang telah
dipasarkan secara international. Lebih mirisnya lagi, Ibu Lamijan juga
mengutarakan pada kami yang waktu itu tengah berkunjung ke rumahnya, bahwa Ibu
Walikota Surabaya sendiri tidak pernah tahu menahu mengenai kampung ini bahkan
karya mereka juga tak pernah terdengar oleh Ibu Walikota. Sebelumnya kami juga
sempat meminta sponsorship kepada pihak walikota mengenai acara ini namun
sayang tidak ada respon positif dari pihak Walikota. Semoga setelah ini,
Pemerintah semakin memperhatikan nasib rakyatnya yang seperti ini.
Itulah
serangkaian kegiatan penutup dari Departemen Sosial BEM FKp yang amat saya
sayangi yang telah memberikan saya tempat untuk mewujudkan sedikit demi sedikit
mimpi kecil saya. Terimakasih untuk keluargaku DEPSOS 2014. I love you so much.
Semoga tahun depan dapat lebih baik lagi, teruslah berbagi untuk Negri dan
teruslah menjadi keluarga hebat untuk BEM di tahun – tahun mendatang. “We Love, We Share, We Care”.
Galery FKp Mengajar
| peraih gelar perawat cilik |
Galery Bakti Sosial
![]() |
| Lokasi Baksos |




Tidak ada komentar:
Posting Komentar