Easter Dress

Rabu, 04 Februari 2015

Happy Holiday Part 2

Bertemu lagi dengan liburan hari ke dua, kali ini agenda kami adalah ke Kota Apel yaitu Kota Malang yang memang sudah terkenal dengan eksotika tempat wisata dengan berbagai macam penawaran wisata yang dijamin nggak akan bikin bosen kalau datang kesana dan selalu ingin lagi dan lagi kesana, karena rasanya nggak habis – habis wisata yang bisa dikunjingi disana. Kali ini agenda kami adalah ke Museum Angkut. Sayangnya yang ikut ke Malang hanya berempat, Saya, Aldini, Putri (Hana) dan Sita karena yang lain memiliki agendanya masing – masing.
            Dari rumah Saya di Sidoarjo kami naik kereta penataran, harga tiketnya hanya Rp. 5.500,- saja. Sekedar informasi kami berempat ke Malang dengan bonek alias bondo nekat. Bagaimana tidak nekat, dari kami tidak ada yang tau jalan menuju tempat wisata yang akan kami tuju. Awalnya kami berencana ke Museum Angkut dan Selecta. Kami browsing angkutan umum dari stasiun Kota Baru Malang ke dua tempat tersebut. Hingga pada akhirnya, kami cukup beruntung bertemu dengan seorang mahasiswa Universitas Brawijaya dan mau berbagi pengetahuan tentang transportasi yang dapat kami gunakan ke dua tempat tersebut. Dari informasi kakak tadi kami akhirnya menyewa sepeda motor yang kontaknya kami dapatkan dari internet.
            Dari stasiun Kota Baru Malang kami naik angkot ADL ke tempat penyewaan sepeda motor yang sudah diberitahu alamatnya oleh pemilik rental. Naik angkot ke tempat rental biayanya Rp. 4.000,- / orang. Kamipun sampai ke tempat rental sepeda motor. Dari jalan raya kami masuk gang kurang lebih 100 meter untuk dapat sampai ke tempat rental. Harga penyewaan sepeda motor untuk mahasiswa luar Malang sebenarnya kisaran Rp. 60.000,-/ sepeda motor. Namun karena kami menyewa dari siang hingga sore hari alias setengah hari kami mendapat sepeda motor yang harga sebenarnya Rp. 70.000,- kami mendapat harga Rp. 50.000,-/ sepeda motor. Kami menyewa 2 sepeda motor untuk 4 orang dengan batas waktu hingga pukul 18.00 wib hanya dengan meninggalkan 2 KTP dan 2 KTM. Dengan petunjuk dari pemilik rental kamipun sampai di Museum Angkut karena jalannya cukup mudah. Dari tempat rental ke museum angkut membutuhkan waktu kurang lebih 45 menit. Enaknya jalanan di Malang bebas macet.
            Yeeey akhirnya sampai juga di Museum Angkut. Baru sampai depannya saja kami sudah dimanjakan dengan desain budaya Indonesia yang ditengah – tengahnya didesain seperti sungai dan dikelilingi berbagai Kota di Indonesia. Sebelum masuk Museum kami menyempatkan diri intuk ishoma terlebih dahulu. Karena dikejar waktu kami segera masuk ke Museum. Tiket masuk Museum ini Rp. 50.000,- / orang. Jika ingin satu paket dengan museum D’topeng cukup menambah Rp.10.000,- saja. Sayangnya disini kamera tidak gratis. Dikenakan biaya Rp 30.000,-/ kamera jika ingin membawanya masuk.


depan kerajaan inggris

depan kerajaan inggris

wajah indonesia


di eropa

suasana eropa



         







    Namun segala kelelahan dan perjuangan kami untuk sampai ditempat inipun terbayar sudah dengan isi Museum Angkut yang menrut saya sangat tidak mengecewakan. Di dalam museum terdapat berbagai kendaraan mulai dari sepeda ontel hingga mobil jaman dulu yang jarang kita temui saat ini, yang lebih menarik hati saya, masuk di Museum ini serasa keliling Dunia. Di dalamnya terdapat berbagai miniatur Kota mulai di Indonesia hingga Eropa. Luar biasa hingga kami lupa waktu, padahal rencana jam 3 sore sudah harus keluar dari tempat ini namun kami baru bisa menyelesaikan keliling Museum hingga jam 5 sore. Rencana kami ke Selectapun harus batal. Kamipun istirahat dan solat setelah lelah berkeliling Museum. Setelah itu, kamipun langsung kembali ke tempat penyewaan motor dan tepat waktu mengembalikan motornya.



            Lanjut balik ke stasiun kami naik angkot ADL seperti saat berangkat. Sampai depan stasiun kamipun beristirahat solat dan melepas rasa lapar sambil menunggu kereta kami yang berangkat pukul 8 malam dan sampai di rumah di sidoarjo jam 10 malam. Cukup melelahkan namun menambah pengalaman baru bagi kami.
            Meski lelah, kami masih punya agenda esok hari yaitu ke pulau garam Madura dan ke Museum House of Sampoerna.
Dari rumah saya, kami harus berangkat jam 6 pagi. Kami sudah membuat janji bertemu dengan teman – teman yang lain di depan gerbang tol Suramadu. Jembatan terpanjang di Asia yang panjangnya saya tidak sempat mengukur hehe. . Oh iya, anggota kami bertambah satu orang, namanya Nisa dia adalah saudara Magita dari Palembang. Setelah berfoto di tepi pantai kamipun langsung berangkat ke Bangkalan menyeberangi jembatan Suramadu. Untuk sepeda motor dikenakan biaya tol Rp. 3.000,-/ sepeda motor. Sebenarnya tidak boleh berhenti di tengah jembatan. Namun, kami juga ingin mengabadikan moment diatas jembatan ini. Teman – teman jangan ditiru ya hehe.
jembatan suramadu dari dekat

mercusuar

            Dari jembatan kami menuju ke sebuah mercusuar peninggalan Belanda perjalanan kami cukup jauh membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam, luar biasa lelahnya. Masuk ke tempat ini dikenakan biaya masuk Rp. 2.000,-/ motor dan biaya kebersihan mercusuar Rp. 4.000,-/orang. Menara ini memiliki 16 lantai. Kebayang kan betapa lelahnya harus menaiki tangga 16 lantai yang tangganya juga cukup menakutkan. Namun lelah kami terbayar dengan pemandangan luar biasa yang dapat kami lihat dari puncak mercusuar. Kita dapat melihat eksotisme laut Madura dan kapal – kapal yang sedang berlayar di lautan. Karena waktu kami terbatas, kami harus kembali saat pukul setengah sebelas tiba karena kami harus sampai di Museum House of Sampurna pukul 12.00 wib jika ingin menikmati bus SHT. Kamipun kembali ke Surabaya dengan menaiki veri agar memiliki sensasi yang berbeda dengan saat berangkat, selain itu juga karena lebih cepat jadi kami lebih menghemat waktu. Naik veri dikenakan biaya Rp. 7.000,-/ sepeda motor dan Rp. 5.000,- untuk penumpangnya.

            Kamipun sampai di Surabaya. Bus SHT kami berangkat pukul 13.00 wib jadi kami masih memiliki waktu untuk solat terlebih dahulu. Dengan SHT kita bisa keliling Surabaya dengan rute yang telah ditentukan pihak pengelola kami juga memiliki tour guide yang menjelaskan setiap jalan yang kami lewati. Kami memiliki waktu satu jam  untuk berkeliling. Kali ini kami mengunjungi salah satu klenteng tertua di Surabaya yang saya lupa namanya dan Museum Bank Mandiri, kami ditemani salah satu turis asing asal jerman yang namanya saya lupa karena sulit diucapkan hehe. Ternyata Surabaya memiliki sejarah yang luar biasa dan dihuni oleh beberapa etnis mulai dari Jawa, Jepang, Belanda, Cina dan Arab. Selama ini saya sering menyusuri jalan ini namun tidak pernah tau sejarah KotaTua ini. Pengetahuan luar biasa tentang kota tempat saya menuntut ilmu ini.
            Selesai dari Museum House of Sampoerna kami mengisi perut di salah satu tempat goregan namanya goreng girang. Disana menjual pisang goreng dengan toping beraneka ragam membuat pisang goreng naik kasta dan tempat ini juga sudah terkenal bahkan sampai diliput oleh salah satu stasiun TV Nasional. Harganya cukup sebanding dengan rasanya Rp. 10.000,- dan Rp. 15.000,-/ porsi isi 6 pisang goreng bisa memilih dengan berbagai rasa. Selesai dari sini Surabaya diguyur hujan dan banjir, seperti inilah Surabaya. Kami melanjutkan perjalanan ke Masjid Nuruzzaman Unair untuk menunaikan Solat Ashar. Hujan membuat malas untuk melanjutkan perjalanan namun kami menyempatkan diri ke belakang Monument Kapal Selam untuk sekedar berfoto dengan Icont Surabaya yaitu patung ikan dan buaya.

            Go Surabaya Kota Pahlawan, Kota yang menyimpan banyak sekali sejarahnya. Dan kini sudah menjadi kota metropolitan, semoga Surabaya kedepannya lebih luar biasa lagi dalam tata ruang kotanya dan tidak pernah melupakan sejarahnya. Sampai jumpa liburan berikutnya J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar