Easter Dress

Minggu, 01 Februari 2015

happy holiday (bolang in frame)

        selamat datang februari. selamat datang bulan yang kata orang penuh dengan kasih sayang. kali ini saya hadir dengan liburan luar biasa dibeberapa kota. pertamakalinya liburan beruntun seperti ini. ceritanya mulai dari saudaraku dari jogja yang ingin berlibur di jawa timur. akhirnya saya mengajak teman saya yang menurut saya mengerti daerah - daerah wisata di surabaya, ya saya mengajak teman saya lyntar dan ketika membicarakan liburan di depan teman - teman kuliah yang lain mereka juga tertarik untuk berlibur bersama. di hari pertama saya turut mengajak renny yang rumahnya satu kota dengan saya dan juga qory teman SMA saya.
       tujuan pertama, yang sudah tidak asing ditelinga. surabaya adalah kota pahlawan jadi aku mengajak saudara saya putri (hana) dan temannya dari jogja sita bernapak tilas sejarah kota tempatku menuntut ilmu ini yaitu tugu pahlawan. bagi yang ingin ke tugu pahlawan ini tidak perlu khawatir,tiket untuk masuk musiumnya cukup terjangkau yaitu lima ribu rupiah saja atau jika tidak ingin masuk musium berfoto di pelataran tugu pahlawan saja sudah cukup indah. di dalam musium tentunya banyak menggambarkan sejarah kota surabaya dengan cara yang berbeda - beda, ada dengan media patung, relief, diorama bahkan gambar - gambar tiga dimensi yang dilengkapi dengan suara ala - ala jaman doeloe. 
        
kami bersembilan

dari kanan saya, putri (hana) dan sita

di halaman depan tugu pahlawan

     next lokasi, tidak jauh dari tugu pahlawan kamimenuju musium kesehatan karena kami sebagian besar adalah mahasiswa kesehatan. sebelum ke musium kesehatan kami beristirahat, solat dan mengisi perut sejenak, sayangnya kami kehilangan 1 personil yaitu nina yang harus pamit karena harus menjemput adiknya. lanjut ke musium kesehatan, cukup mengesankan namun sayang musium ini terkesan sepi pengunjung. wisatawan jarang meminati musium ini. mungkin karena memang jaman sudah berubah, anak - anak lebih senang jalan - jalan di mall daripada berwisata sejarah seperti ini apalagi seperti kota besar surabaya ini yang disana sini isinya mall sampai membuat saudara saya terheran - heran dengan banyaknya gedung pencakar langit di surabaya, katanya sangat berbeda sekali dengan jogjakarta yang pembangunan gedung - gedung seperti itu mulai dibatasi, kembali ke musium kesehatan, saya akui memang nuansa horor terasa di tempat ini mungkin karena sepi dan barang - barang yang ada didalamnya cukup asing. yang lebih membuat kami terasa aneh tiket parkir disini lebih mahal daripada tiket masuk musiumnya. untuk 1 sepeda motor dikenakan tarif parkir duaribu rupiah dan untuk tiket masuk musium dikenakan biaya seribu lima ratus rupiah. yang tak ketinggalan pegawai hingga satpam disini cukup peramah, bahkan ada salah satu pegawai yang mau menemani kami dan sedikit bercerita tentang barang - barang yang ada didalam musium


pintu masuk musium kesehatan

salah satu koleksi musium : mentri kesehatan indonesia dari tahun ke tahun
      selesai dari musium kesehatan, lanjut lokasi yang ditunggu - tunggu: hutan mangrove surabaya. setelah kehilangan satu personil, ketika  ke mangrove personil kami kembali bertambah. yap, namanya magita teman kampus kami, dia baru dari madura jadi baru bergabung di lokasi terakhir. magita adalah yang akan menjadi tour guide dihari ketiga liburan kami. dia akan mengajak kami ke pulau garam madura (yang akan saya ceritakan pada part ke 3). ada kejadian saat menuju mangrove, kami sempat terpisah dengan renny dan sita beruntung kami bisa bertemu dijaan dekan dermaga. kamipun melanjutkan kedalam wisata mangrove. pemandangan yang indah cukup membuat kami puas dengan wisata penutup di hari pertama ini. ternyata dibalik panasnya surabaya ada juga tempat wisata alam seindah ini. ini merupakan aset luar biasa bagi surabaya. namun sayangnya kami teralu sore sampai ke tempat ini sehingga tujuan kami untuk mengarungi sungai menuju pantai dengan perahu gagal karena tempat penyewaan perahu sudah tutup. kami harus puas dengan berfoto diatas perahu yang sedang bersandar dibibir sungai. tak apa lah pemandangan hutan mangrove cukup memanjakan mata. semoga bisa kesana lagi dan bisa naik perahu.







    sore hari cuaca di surabaya memang tidak bersahabat. kamipun memutuskan untuk pulang ketika langit mulai gelap dengan gumpalan gumpalan awan berwarna hitam dan suara gemuruh dari langit mulai menggelegar. sekedar cerita tentang situasi kota surabaya. ada yang patut dibanggakan dari wisata wisata di surabaya namun adapula yang membuat surabaya kurang diminati karena keadaan alam maupun warganya.
     saudara saya putri (hana) dan temannya sita yang berasal dari kota gudeg jogjakarta cukup kaget dengan situasi di surabaya. yang pertama baru keluar dari daerah rumah saya yang berlokasi di kota sidoarjo mereka langsung berkomentar bahwa ternyata jalanan kota ini macet padahal bagi kami orang sidoarjo suasana jalan pada saat itu adalah rame lancar karena belum merasakan naik motor serasa berjalan kaki bila tiba di surabaya saat jam berangkat kerja dan jam pulang kerja. kedua, surabaya dan sekitarnya memang memiliki cuaca yang cukup panas, bukan cukup sih tapi memang panas dan dipadati dengan asap kendaraan yang memadati jalanan. ketiga, banyaknya mall, hotel dan gedung pencakar langit di surabaya membuat surabaya semakin terlihat menjadi kota metropolitan setelah ibu kota jakarta dan jauh seperti di jogja yang katanya pembangunan gedung tinggi seperti itu mulai dibatasi. keempat, dalam panasnya surabaya di musim hujan ini ketika sore hari kota pahlawan ini selalu diguyur hujan, sedihnya sekali diguyur hujan pasti akan datang banjir yang akan surut dipagi harinya dan kembali banjir saat hujan turun di sore hari. terakhir, budaya yang tidak patut dicontoh, mereka benar - benar terheran - heran dengan lalu lintas kota surabaya, ditengah kemacetan banyak motor dan mobil yang seringkali tidak ramah dengan berkali - kali membunyikan klakson sampai - sampai saudara saya bilang terlalu lama di kota ini membuat telinganya sakit mendengan kendaraan membunyikan klaksonnya selain itu ketika di lampu merah, orang surabaya terkesan brutal alias tidak tau aturan. mereka selalu berhenti di depan zebra cross yang logikanya tidak akan melihat apakah lampuya sudah hijau atau belum, selain itu juga membahayakan lalu lintas dari jalur lain dan juga ketika lampu merah masih menyala kurang beberapa detik kendaraan bermotor itu sudah ngluyur saja meski lampu belum hijau. kata saudara saya lagi, itu sangat jauh berbeda dengan jogjakarta yang tertib dalam berlalu lintas, saat ini saya sudah membuktikannya dengan menyusuri jalanan kota jogjakarta yang seratus delapan puluh derajat berbeda dengan surabaya (akan saya ceritakan part selanjutnya).
      ini adalah perjalanan liburan hari pertama, thanks to teman - teman yang bersedia menemani liburan di hari pertama. sampai jumpa di liburan hari berikutnya, happy holiday :)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar